Rabu, 06 Agustus 2014

Kurikulum 2013, Keinginan dan Harapan



Perubahan merupakan hal yang mutlak dalam berbagai segi kehidupan, tidak terkecuali dalam sistem pendidikan di negara kita tercinta ini. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, telah mengeluarkan kebijakan pemberlakuan kurikulum baru, yang kita kenal dengan kurikulum 2013, yang diharapkan dapat semakin mengoptimalkan pembentukan karakter dan kepribadian siswa.


Beberapa langkah penguatan proses pembelajaran kurikulum 2013 terlihat pada penggunakan pendekatan saintifik melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar; penggunakan ilmu pengetahuan sebagai penggerak pembelajaran untuk semua mata pelajaran; pembelajaran yang menuntun siswa untuk mencari tahu, bukan diberi tahu [discovery learning]; penekanan kemampuan berbahasa sebagai alat komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif.

Sedangkan dalam hal penilaian, karakteristik penguatan dapat dilihat dari pengukuran tingkat berfikir siswa mulai dari rendah sampai tinggi; penekanan pada pertanyaan yang mebutuhkan pemikiran mendalam [bukan sekedar hafalan]; pengukuran proses kerja siswa, bukan hanya hasil kerja siswa; penggunakan portofolio pembelajaran siswa.

Perubahan yang mendasar antara kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah :

Kurikulum Lama :
·         Materi disusun untuk memberikan pengetahuan kepada siswa
·         Pendekatan pembelajaran adalah siswa diberitahu tentang materi yang harus dihafal [siswa diberi tahu].
·         Penilaian pada pengetahuan melalui ulangan dan ujian

Kurikulum Baru (2013) :
·         Materi disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
·         Pendekatan pembelajaran berdasarkan pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data, penalaran, dan penyajian hasilnya melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber belajar [siswa mencari tahu]
·         Penilaian otentik pada aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan portofolio

Pelaksanaan kurikulum 2013 telah memasuki tahun ke dua dalam pelaksanaannya. Guru sebagai pelaksana di sekolah, masih mengalami beberapa hambatan terkait dengan kesiapan bahan ajar. Banyak guru yang dalam penerapannya belum bisa terlepas dari bayang-bayang kurikulum KTSP, dikarenakan sarana yang belum memadahi seperti buku pedoman baik untuk siswa dan guru, juga karena belum meratanya sosialisasi dan pelatihan-pelatihan kurikulum 2013 bagi guru-guru.
Banyak dari mereka yang optimis ikut mengawal pelaksanaan kurikulum 2013, meskipun ada sebagian juga yang pesimis, berdalih kurikulum 2013 adalah kurikulum politik, seiring bergantinya pemerintahan, toh akan berubah lagi kebijakan tentang kurikulum yang baru diterapkan ini.

Terlepas dari polemik tersebut, marilah kita sebagai pendidik juga ikut membelajarkan diri, agar mampu ikut mengawal kurikulum 2013 ini dengan sebaik-baiknya. Dipihak pemegang kebijakan, semoga pemerintah segera menuntaskan persiapan-persiapan terkait pelaksanaan kurikulum 2013, agar guru-guru di sekolah, dapat melaksanakan tugasnya secara optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Motivasi dalam Mengikuti E-Training Guru Melek IT

Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan yaitu menciptakan ...